CIMAHI (GARDA INDONESIA) Pemerintah Kota Cimahi, dalam upaya menanggulangi inflasi dan meningkatkan ketahanan pangan, menggelar Gerakan Tanam Cabai (GERTAM PARTI) di lahan pertanian RW 21, Kelurahan Cipageran. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat memanfaatkan potensi lahan yang ada dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan cabai dari luar daerah.
Acara tersebut dihadiri oleh Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, Kepala Kejaksaan Negeri Cimahi, Nurintan M.N.O. Sirait, serta perwakilan Dandim 0609/Cimahi, perwakilan Kapolres Cimahi, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi, Tita Mariam, Camat Cimahi Utara, Samsul Ma’arif, dan Lurah Cipageran, Asep Hendrayana.
Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Pemerintah Kota Cimahi dalam mendukung program pertanian yang berkelanjutan. Wali Kota Ngatiyana menjelaskan bahwa GERTAM PARTI dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. “Kami akan menanam cabai di sekitar 18 hektare lahan di Cipageran, melibatkan berbagai RW, termasuk RW 21, RW 19, RW 12, dan RW 13. Kami harap ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ngatiyana juga menekankan pentingnya membangun ketahanan pangan dari dalam daerah agar masyarakat tidak tergantung pada komoditas yang dipasok dari luar. Meskipun demikian, beliau menyadari tantangan yang dihadapi terkait lahan pertanian yang semakin terbatas. Dengan kepadatan penduduk yang mencapai 581.994 jiwa di area seluas 40 km², pencarian solusi untuk mengoptimalkan lahan pertanian menjadi sangat krusial.
“Walaupun lahan di Cimahi terbatas, kami berupaya memanfaatkan ruang yang ada secara maksimal untuk pertanian. Kami tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan cabai, tetapi juga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pertanian,” ungkapnya.
Inovasi di bidang pertanian sangat diperlukan untuk menyiasati keterbatasan lahan tersebut. Diperlukan kerja sama dengan kelompok tani dan kelompok tani wanita untuk menyukseskan ketahanan pangan di Kota Cimahi.
Wali Kota menambahkan, “Dengan inovasi di bidang pertanian ini, kami berharap dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani sekaligus mengurangi dampak inflasi di Kota Cimahi. Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan mendukung para petani agar mereka dapat mencapai keberhasilan.”
Ngatiyana menggarisbawahi bahwa hasil pertanian yang diperoleh akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan beberapa pasar tradisional di Kota Cimahi. “Kami akan mengutamakan pemasaran hasil pertanian ini ke pasar-pasar di Kota Cimahi. Selain mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sistem Pangan dan Pangan Gratis (SPPG), langkah ini diharapkan dapat menghadirkan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ngatiyana mengungkapkan bahwa lahan seluas 18 hektar ini tidak hanya akan digunakan untuk budidaya cabai, tetapi juga direncanakan untuk pengembangan sektor peternakan, seperti ayam dan telur. Hal ini bertujuan mendukung program ketahanan pangan pemerintah. “Dengan memanfaatkan lahan ini, kami berharap dapat turut serta dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan inisiatif makan gratis yang menjadi prioritas pemerintah pusat,” ungkapnya.
Sementara itu, Uden Mulyadi dalam laporannya menyebutkan bahwa dalam kegiatan GERTAM PARTI kali ini melibatkan Kelompok Tani Millenial. Kelompok ini terdiri dari sekitar 36 petani yang akan bekerja sama dalam budidaya cabai, termasuk cabai keriting dan cabai rawit.
Untuk mendukung Gerakan Tanam Cabai ini, Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi telah menyediakan bantuan berupa benih cabai, mulsa, serta pelatihan bagi para petani. Bantuan ini bertujuan memastikan para petani memiliki akses pada sarana dan prasarana yang diperlukan untuk berhasil dalam usaha pertanian mereka.
Salah satu komponen penting dalam program ini adalah pelatihan yang diberikan kepada petani, dikenal sebagai Sekolah Lapang (SL). Melalui pelatihan ini, petani diajarkan cara-cara efektif dalam membudidayakan cabai, termasuk teknik penyemprotan dan penggunaan pestisida yang aman. “Kami ingin memastikan bahwa petani memiliki ilmu yang cukup dalam berbudidaya, sehingga hasil yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,” tambah Uden.
Hasil dari pengolahan pertanian yang berhasil, cabai yang dipanen nantinya akan dipasarkan, terutama di Pasar Cimahi. Dengan memproduksi cabai secara lokal, diharapkan akan ada penurunan harga yang signifikan dibandingkan dengan harga pasar yang sering dipengaruhi oleh kelangkaan pasokan dari luar.
Gerakan Tanam Cabai diharapkan menjadi perintis bagi gerakan pertanian lainnya di Kota Cimahi dan memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam budidaya pertanian demi ketahanan pangan dan kesejahteraan ekonomi daerah. Pemerintah Kota Cimahi optimis bahwa program ini dapat membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat. (***)
